5 Jenis Investasi Selain Emas, Cek Kelebihan & Kekurangannya

Emas memang jadi primadona investor karena nilainya cenderung stabil dan tahan inflasi. Tapi, kalau kamu ingin portofolio yang lebih beragam, tidak ada salahnya melirik jenis investasi selain emas yang juga bisa memberikan keuntungan menjanjikan.

Lalu, jika bukan emas, investasi apa yang bisa dicoba di tahun ini? Yuk, kita bahas satu per satu biar kamu bisa menilai mana yang paling sesuai dengan tujuan keuanganmu.

1. Saham

Saham bisa dibilang sebagai “jalan tol” menuju keuntungan tinggi, tapi tentu dengan risiko yang juga tinggi. Ketika kamu membeli saham, artinya kamu memiliki sebagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Keuntunganmu bisa datang dari dua sumber, yaitu dividen (pembagian laba) dan kenaikan harga saham itu sendiri.

Namun, perlu diingat, harga saham bisa naik-turun setiap hari mengikuti kondisi pasar, ekonomi global, bahkan isu politik. Jadi, investasi ini cocok untuk kamu yang siap belajar analisis pasar dan tidak mudah panik saat harga turun.

  • Kelebihannya: potensi return besar, bisa dimulai dari modal kecil lewat aplikasi sekuritas.
  • Kekurangannya: fluktuatif, butuh waktu dan pengetahuan untuk memahami pasar.

2. Aset Kripto

Kamu pasti sudah sering dengar tentang Bitcoin, Ethereum, dan kawan-kawannya. Yup, itu semua termasuk dalam aset kripto.

Kripto adalah instrumen digital berbasis teknologi blockchain yang kini makin populer. Nilainya bisa melonjak ratusan persen dalam waktu singkat, tapi bisa juga turun drastis dalam hitungan hari.

Investasi kripto cocok buat kamu yang berani ambil risiko tinggi dan ingin terjun ke dunia teknologi finansial masa depan. Tapi, pastikan kamu hanya pakai uang dingin dan bertransaksi di platform yang terdaftar di BAPPEBTI, biar aman dan legal.

  • Kelebihannya: mudah diakses, potensi cuan besar, dan bisa dimulai dari nominal kecil.
  • Kekurangannya: sangat fluktuatif dan belum diawasi langsung oleh OJK.

3. Properti

Kalau kamu lebih nyaman berinvestasi dalam bentuk aset fisik, properti bisa jadi pilihan yang ideal. Nilainya cenderung naik dari tahun ke tahun, terlebih jika lokasinya strategis. Kamu bisa untung dari dua sisi, yaitu kenaikan harga properti dan pendapatan sewa kalau kamu menyewakannya.

Tapi, investasi ini butuh modal besar dan waktu panjang. Selain itu, kamu juga harus siap dengan biaya tambahan seperti perawatan, pajak, atau risiko kerusakan bangunan.

  • Kelebihannya: stabil, berwujud nyata, dan cocok untuk investasi jangka panjang.
  • Kekurangannya: modal besar dan likuiditas rendah (tidak bisa dijual cepat).

4. Deposito

Kalau kamu termasuk tipe investor yang hati-hati dan ingin tidur nyenyak tanpa khawatir rugi besar, deposito bisa jadi pilihan yang pas. Saat berinvestasi di deposito, modal yang disetorkan terkunci untuk jangka waktu tertentu, namun tetap profit.

Kamu baru bisa mencairkan modal dan keuntungan deposito setelah jatuh tempo. Misalnya 3, 6, atau 12 bulan kemudian tergantung dari jangka waktu yang kamu pilih di awal setoran.

Keuntungannya datang dari bunga yang tetap setiap bulan, biasanya sekitar 5%–6% per tahun. Tapi ingat, kamu tidak bisa mencairkan dana sebelum jatuh tempo tanpa dikenai penalti.

  • Kelebihannya: aman, risiko rendah, cocok untuk pemula.
  • Kekurangannya: return terbatas, tidak fleksibel karena ada masa tenor.

5. Reksadana

Kalau kamu ingin investasi tapi tidak punya waktu memantau pasar setiap hari, reksadana bisa jadi pilihan investasi terbaik. Di sini, dana kamu akan dikelola oleh manajer investasi profesional dan dialokasikan ke berbagai instrumen. Mulai dari saham, obligasi, hingga pasar uang.

Dilansir dari Makmur, berikut pilihan jenis reksadana sesuai profil risiko investor:

  • Reksadana Pasar Uang: risikonya rendah, tidak fluktuatif, sehingga cocok untuk jangka pendek.
  • Reksadana Pendapatan Tetap: imbal hasil lebih stabil untuk jangka menengah.
  • Reksadana Campuran atau Saham: potensi cuan lebih besar, tapi risiko juga lebih tinggi.

Kelebihan reksadana adalah kamu bisa mulai dari modal kecil, bahkan Rp10.000 di beberapa platform online, tapi tetap punya portofolio yang terdiversifikasi.

  • Kelebihannya: praktis, terjangkau, dikelola profesional.
  • Kekurangannya: tetap ada risiko tergantung kondisi pasar dan performa manajer investasi.

Jadi, Mana Investasi yang Paling Cocok Buat Kamu?

Kalau kamu ingin investasi yang aman, stabil, dan tahan krisis, emas tetap layak jadi pilihan utama. Bahkan alam kondisi rusak atau tanpa surat, emas tetap dihargai dengan baik. Terlebih apabila kamu menjualnya di Beli Emas Indonesia.

Tapi bukan berarti kamu harus berhenti di situ. Justru, dengan menambah instrumen lain seperti saham, properti, atau reksadana, kamu bisa punya portofolio yang lebih seimbang dan tahan guncangan.

Ingat, tidak ada investasi yang benar-benar tanpa risiko. Kuncinya adalah memahami profil risiko sendiri dan menyesuaikannya dengan tujuan finansial.

Mau yang aman tapi stabil? Pilih deposito atau reksadana pasar uang. Mau yang menantang tapi berpotensi besar? Saham atau kripto bisa jadi jawabannya.

Scroll to Top